Mata Kuliah Pengembangan Kepri
Model-model Pembelajaran Sains Konstruktivistik
Belajar dalam pandangan konstruktivisme bukanlah penambahan informasi baru secara sederhana, tetapi melibatkan interaksi antara pengetahuan baru dan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Pengetahuan dikonstruksi melalui proses asimilasi dan/atau akomodasi. Kita menggunakan asimilasi sebagai suatu kerangka logis dalam menginterprestasi informasi baru, dan dengan akomodasi dalam memecahkan kontradiksi–kontradiksi sebagai bagian dari proses regulasi-diri yang lebih luas. Asimilasi merupakan pengintegrasian unsur ekternal ke dalam struktur kognitif yang telah ada, sedangkan akomodasi merupakan proses adaptasi struktur kognitif yang telah ada agar sesuai dengan data sensori yang baru diasimilasi. Pembelajaran konstruktivistik merupakan pembelajaran yang berpijak pada prinsip-prinsip konstruktivisme dengan asumsi bahwa pengetahuan dibangun di dalam pikiran orang yang belajar. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran siswalah yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator pembelajaran.
Penulisan buku ini dimaksudkan untuk membantu para guru maupun calon guru dalam mengembangkan dan mengimplementasikan model-model pembelajaran sains yang berorientasi pada filosofi konstruktivisme. Dengan model-model pembelajaran tersebut diharapkan para siswa mengkonstruksi pengetahuannya secara aktif sehingga terjadi proses pembelajaran yang bermakna yaitu terkaitnya pengetahuan baru yang dikonstruksinya dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Model-model pembelajaran sains yang disajikan dalam buku ini adalah 1) model pembelajaran 1) model konflik kognitif, 2) model pembelajaran generatif, 3) model siklus belajar, 4) model pembelajaran sains-teknologi-masyarakat, 5) model pembelajaran berbasis masalah, 6) model pembelajaran kooperatif, 7) model pembelajaran kontekstual, dan 8) model pembelajaran inkuiri. Kedelapan model pembelajaran tersebut memberi tantangan kepada siswa untuk secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses penemuan sehingga terjadi proses belajar yang bermakna. Di samping itu, model-model pembelajaran tersebut juga berkontribusi secara signifikan dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain