Di tengah kerontang penerbitan buku kritik sastra, buku Kitab Kritik Sastra ini mencoba melepas dahaga masyarakat dan pengamat sastra Indonesia. Buku ini, selain coba meluruskan kesalahkaprahan pemahaman tentang konsep kritik sastra, juga berisi berbagai jenis model (praktik) kritik sastra. Setiap pembahasan karya sastra, teori, metode, dan polemik kritik berinegrasi dalam analisis, interpretas…
Pembicara yang baik mampu memengaruhi pendengarnya. Namun pembicara ulung akan mampu memengaruhi mereka yang bahkan tidak setuju dengannya. Apakah Anda ingin menjadi pembicara yang selalu didengar, diminati, dan diikuti? Apakah Anda ingin menjadi pembicara yang mampu mencairkan segala suasana dan selalu menampilkan hal baru, alias tidak monoton? Apakah masalah terbesar Anda saat ini adalah s…
Ada sejumlah hal menarik dari sebagian besar cerpen yang terhimpun dalam buku ini. Salah satu hal yang cukup menonjol dari sebagian besar cerpen itu adalah adanya kecenderungan untuk melakukan eksplorasi warna lokal. Dalam hal ini, warna lokal yang diamksud adalah kekayaan kultur etnik, sekaligus juga dengan problem yang melekat di dalamnya. Masalah ini sesungguhnya tidaklah berdiri sendiriatau…
Titis Basino Purnomo yang kelahiran magelang ini merupakan sastrawati yang amat produktif. Puluhan hasil karyanya berupa roman dan cerita pendek telah banyak dibukukan. Dalam waktu relatif singkat beberapa judul buah ciptanya antara lain, Pelabuhan Hati (1978), Di Bumi Aku Bersua di Langit Aku Bertemu (1983), Bukan Rumahku (1986), dll. Bersama Sukma dan K. Wekas ini terbit pula tiga judul lainn…
Buku ini adalah semacam dapur kecil Jokpin. Di dalamnya dia menghidangkan pelbagai resep, bumbu, dan peralatan memasak untuk sajak-sajaknya. Kita akan menemukan aroma, asam manis pahit pedas kata di balik penciptaan sajak-sajak Jokpin yang sebagiannya sudah sangat populer seperti Celana, Kamar Mandi, dll. Tak hanya itu: Jokpin juga menyingkap sejumlah kiat yang amat berguna bagi yang ingin m…
Mata waktu, mata sunyi: memanggil, menelan. Ceruk cinta yang haus warna. Ceruk perempuan. Malam ini aku akan tidur di matamu. * Daun-daun celana berguguran di senja tersayang. Di senja tersayang daun-daun celana berguguran. * Tangan kecil hujan menjatuhkan embun ke celah bibirmu, meraba demam pada lehermu, dan dengan takzim membuka kancing bajumu. * Aduh sayang, jarak itu sebenarnya…
melimpah-ruahnya kekayaan ragam serta varian dongeng nusantara kiranya tak perlu lagi diragukan keshahihannya. namun ketika dongeng-dongeng tersebut menjelma menjadi hipogram dalam puluhan puisi yang sebuku , tak ayal lagi , adalah keniscayaan jika kemudian kerut dahi menghias diroman wajah . sebab menuliskan kembali sebuah dongeng yang telah menjadi `milik` komunitas tertentu adalah sebuah per…